Thursday, June 15, 2017

Kilas balik: Nokia N-Gage, si kuping gajah spesialis game


 Bagian depan Nokia N-Gage, seperti konsol game portabel

Selain berfungsi sebagai alat komunikasi, ponsel pintar juga berfungsi sebagai alat hiburan, termasuk untuk bermain game. Nokia telah lama menyadari hal itu dan kemudian memperkenalkan N-Gage pada 2002.
N-Gage adalah sebuah ponsel dengan desain yang ergonomis jika digunakan bermain game. Konsepnya mirip dengan yang dilakukan Nintendo dengan konsol portabel Game Boy, yaitu layar di tengah yang diapit oleh tombol arah (directional pad/D-Pad) di kiri dan tombol aksi di kanan. Tombolnya sendiri merupakan papan ketik alfanumerik, dengan angka 5 dan 7 yang dibuat menonjol sebagai tombol aksi.
Dikutip dari Wikipedia, ponsel dengan sistem operasi Symbian versi 6.1 ini akhirnya diluncurkan ke pasaran di bulan Oktober 2003. Menggunakan game yang dijual terpisah dengan format kartu SD, pengguna bisa memainkan game yang sudah terkenal di konsol lain seperti FIFA Football 2004, Call of Duty, atau Sonic. Fitur-fiturnya sendiri seperti berikut ini, seperti ditulis GSMArena:
  • Konektivitas GSM (2G dengan GPRS), Bluetooth versi 1.1
  • Prosesor ARM 920T dengan kecepatan 104 MHz
  • Memori internal 3,4MB, slot kartu SD (MMC)
  • Layar LCD TFT 4.096 warna, 176 x 208 piksel, 2,1 inci
  • Dimensi 134 x 70 x 20 mm, berat 137 gram
  • Baterai litium ion 850 mAh
Selain bermain game, ponsel pintar ini memiliki pemutar musik terintegrasi, sebuah fitur yang cukup langka saat itu. Keluaran suaranya sudah stereo dan relatif lebih bagus dengan ponsel Symbian lain yang pemutar musiknya tidak terintegrasi (harus menggunakan aplikasi pihak ketiga seperti Ultra MP3).
N-Gage juga dikenal sebagai ponsel dengan posisi menelepon yang aneh. Karena posisi earpiece dan mikrofon yang terletak di sisi atas, posisi meneleponnya menyamping dengan layar menghadap ke depan jika digenggam dengan tangan kiri. Ejekannya adalah "seperti kuping gajah."
N-Gage berukuran besar, selain itu memiliki gaya menelepon yang aneh, seperti "kuping gajah".
N-Gage berukuran besar, selain itu memiliki gaya menelepon yang aneh, seperti "kuping gajah".
© Indra Rosalia /Beritagar.id
Posisi N-Gage saat digunakan.
Posisi N-Gage saat digunakan.
© Indra Rosalia /Beritagar.id
Dikritik karena desainnya yang dianggap terlalu besar serta posisi menelepon yang aneh, Nokia memperkenalkan N-Gage QD di tahun 2004. Dibanding pendahulunya, ponsel ini berukuran lebih kecil serta memiliki mode menelepon yang lebih normal. Sayangnya fitur pemutar musik justru disunat.
Nasib seri N-Gage tidaklah cemerlang. Seperti ditulis NYTimes.com, total Nokia N-Gage dan N-Gage QD hanya laku sebanyak dua juta unit. Angka yang amat kecil, dibandingkan dengan Nokia 6600, sesama ponsel pintar Symbian yang dirilis di tahun 2003. Ponsel tersebut laku sebanyak 150 juta unit, menurut data TechAdvisor.co.uk.
Akhirnya di bulan November 2005, Nokia menghentikan produksi ponsel gaming ini. Itulah sebabnya harga bekasnya naik tajam di Indonesia. Dalam suatu waktu, pengguna N-Gage bisa menjual ponselnya dengan harga lebih tinggi dibandingkan saat mereka membeli. Rupanya orang Indonesia banyak yang mencari ponsel ini, meskipun memiliki berbagai keanehan dan tidak punya kamera.
Di tahun 2007, produsen ponsel asal Finlandia ini merilis platform N-Gage dengan nama N-Gage 2.0. Dengan layanan ini, pengguna ponsel Symbian S60 dapat memainkan beberapa game dengan grafik 3 dimensi selayaknya N-Gage, namun kini bisa bermain secara daring (online) dengan fitur N-Gage Arena.
Sisi belakang N-Gage, tidak dilengkapi kamera.
Sisi belakang N-Gage, tidak dilengkapi kamera.
© Indra Rosalia /Beritagar.id
Keempat sisi Nokia N-Gage
Keempat sisi Nokia N-Gage

0 comments:

Post a Comment