
Kesuksesan yang diraih raksasa teknologi dunia tentu tidak lepas dari
sejumlah kegagalan. Dan semua bukti tersimpan dalam Museum of Failure
yang berada di Swedia.
Museum ini baru saja dibuka pada 7 Juni
lalu. Pembuatnya adalah psikolog bernama Samuel West. Tidak kurang dari
70 produk yang dianggap gagal dari seluruh dunia dipajang di museum ini.
"Kita
tahu bahwa 80-90% proyek inovasi mengalami kegagalan dan kebanyakan
kita tidak membaca tentang itu, melihatnya dan orang-orang juga tidak
membicarakannya. Dan jika ada yang bisa kita lakukan dari sebuah
kegagalan adalah belajar dari sana," kata West kepada CBS News beberapa
waktu lalu seperti dikutip detikINET dari Ndtv, Selasa (13/7/2017).
Dalam
situs resminya terpampang beberapa perangkat yang jadi penghuni museum
ini. Ada Orbitoclast Lobotomy (medical instrument), parfum
Harley-Davidson, Kodak Digital Camera, Sony Betamax dan Lego Fiber
Optics. Tidak ketinggalan sejumlah perangkat besutan perusahaan
teknologi terkemuka dunia, seperti Apple Newton, Google Glass dan Nokia
N-Gage.
Apple Newton dikembangkan perusahaan besutan Steve Jobs
itu pada 1987. Newton menjadi perangkat digital asisten personal pertama
yang mengenali tulisan tangan.
![]() |
Newton mulai memasarkannya pada 1993. Perangkat inj berjalan menggunakan sistem operasi proprietary bernama Newton OS.
Sayangnya
setelah tiga tahun berselang, tepatnya 1998, Apple memutuskan untuk
menghentikan memproduksi Newton. Tingginya harga dan masalah pada fitur
pengenalan tulisan tangan menjadi penyebabnya.
Google Glass
sendiri mulai dipasarkan Mei 2014. Kala itu generasi pertamanya dilepas
seharga USD 1.500 atau sekitar Rp 19,9 juta.
Kendati direspon
positif, namun setahun setelah dirilis pengembangan Google Glass
dihentikan lantaran faktor keselamatan dan privasi. Tapi adanya Google
Glass ini memicu pengembangan perangkat sejenis untuk kebutuhan medis.
![]() |
Paling
legendaris tentu N-Gage. Perangkat mobile ini difokuskan Nokia untuk
game mobile. Ia menjalankan sistem operasi Symbian seri 60.
Secara
desain cukup aneh, tapi di masanya ponsel ini terbilang keren.
Sayangnya Nokia hanya mengembangkannya sampai dua generasi saja.
Penyebabnya lantaran koleksi game yang terbatas waktu itu.
Ada
harapan semoga saja setelah Nokia 3310 reborn, HMD Global yang sekarang
memegang lisensi merek Nokia juga melahirkan kembali N-Gage. Dengan
berbasis Android, tentu koleksi game bukan jadi masalah lagi
0 comments:
Post a Comment
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.